5 Risiko Kesehatan Tersembunyi di Balik Kebiasaan Tidur Bareng Kucing

Ilustrasi tidur bersama kucing/Shutterstock

Rifan FinancindoKebanyakan pemilik kucing senang membawa hewan peliharaannya tidur di kasur yang sama. Mungkin terdengar santai, apalagi saat mendengar dengkurannya dan bulunya yang halus mengenai kulitmu. Sayangnya, tidur bersama kucing ternyata dapat membawa risiko gangguan kesehatan seperti penjelasan berikut ini.

Jam Tidur Berkurang
Kucing bisa tidur hingga 15 jam sehari, tapi siklusnya berbeda dengan pemiliknya. Beberapa kucing tidur dengan nyenyak di malam hari, namun kebanyakan akan aktif dan berkeliaran naik-turun tempat tidur. Selain itu, waspadai gangguan tidur yang dipicu oleh suara kucing yang mengeong terus-menerus atau mencakar perabotan hanya untuk memancing perhatianmu selama jam tidur.

Baca Juga :

Terpapar Kotoran dari Litterbox
Pasir dari litterbox mungkin jadi hal terakhir yang diinginkan untuk berada di tempat tidurmu. Pasirnya bisa terbawa dari kaki dan bulu kucing dan bisa memicu berbagai gangguan penyakit. Mulai dari ruam gatal bahkan cacing yang ditularkan melalui paparan kotoran kucing.

Alergi dan Asma
Menurut Asthma and Allergy Foundation of America, 30 persen orang memiliki reaksi alergi terhadap kucing dua kali lebih banyak dari anjing. Kebanyakan dokter menyarankan untuk menutup pintu kamar tidur untuk mencegah kucing menghabiskan terlalu banyak waktu di dekat penderita alergi. Selain itu, penggunaan air purifier dengan filter HEPA juga dapat menghilangkan pemicu alergi dan asma saat tidur.

Infeksi Bakteri
Menghabiskan hingga 8 jam semalam di dekat kucing membuka peluang terpapar bakteri, parasit, maupaun jamur yang ada pada anabul. Meskipun kemungkinan tertular penyakit dari kucing terbilang rendah, namun anak-anak yang masih sangat kecil, orang tua, maupun orang-orang dengan sistem kekebalan lemah punya risiko yang lebih besar.

Dalam situs RD, sekitar 25ribu orang per tahun mengidap Bartonellosis atau infeksi bakteri yang ditularkan melalui cakaran atau gigitan kucing yang terinfeksi. Selain demam, penyakit ini ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, hingga nyeri pada otot. Bukan hanya itu saja, kucing yang menghabiskan banyak waktu di luar rumah juga berisiko menularkan infeksi bakteri Salmonellosis.
Berbagi Kutu

Saat memutuskan untuk berbagi tempat tidur dengan kucing, sadari risiko adanya kutu yang dapat menggigit dan meninggalkan bekas yang gatal. Apalagi jika kucingmu banyak menghabiskan waktu di luar rumah, kutu dan parasit lainnya yang terbawa bisa berpindah ke tubuhmu saat memeluknya di malam hari. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.