PT Rifan Financindo – Sebagian orang meyakini bahwa gangguan mental seperti kecemasan atau depresi dapat menular, sama mudahnya seperti penularan flu. Hal itu diungkap oleh sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Memory & Cognition.
Para partisipan dalam studi beranggapan mereka bisa “terjangkiti” kondisi serupa setelah berinteraksi dengan individu yang hidup dengan kecemasan, penyalahgunaan alkohol, anoreksia, bahkan schizoprenia. Faktanya, para ahli mengatakan bahwa penyakit mental tidak menular. Meski begitu, ada kemungkinan kita menyerap emosi serta kebiasaan orang-orang yang hidup di dekat kita.
Jadi, bila sahabat atau anggota keluarga Anda ada yang mengalami gangguan kecemasan konstan dan selalu selalu khawatir atau stres, Anda akan bisa mulai merasa hal yang sama. Bahkan Anda mungkin akan menyadari adanya perubahan mood pada diri sendiri setelah mengunjungi saudara yang tengah depresi.
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
“Emosi itu menular karena kita makhluk sosial yang merespons pada lingkungan,” ujar psikolog klinis dan forensik Judy Ho, PhD. “Penularan emosi adalah perasaan atau cara mengekspresikan emosi serupa pada orang-orang di sekitar Anda karena perasaan mereka membuat Anda mempercayai bahwa Anda harus memiliki reaksi emosi yang sama. Kita melihat orang lain untuk merespons sesuatu dan penularan emosional adalah bentuk ekstrem hal tersebut,” jelasnya.
Lebih rumit dari tertular flu
Namun, merasakan kecemasan yang serupa dengan yang ditunjukkan oleh teman Anda tak berarti Anda memiliki gangguan kecemasan seperti mereka. Ini karena penyakit mental tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya seperti flu. “Disfungsi psikiatri dan psikologis bukanlah disebabkan oleh agen penularan karenanya seseorang tidak bisa ‘tertular’ dari individu yang sakit,” asosiat profesor psikiatri Gail Saltz, MD menjelaskan.
Penyakit mental lebih rumit daripada tertular flu karena seseorang bersin di dekat Anda, atau merasa stres karena gangguan kecemasan sahabat Anda sedang muncul, melansir laman Health.
“Penyakit mental dianggap disebabkan oleh berbagai faktor genetika, biologis, maupun lingkungan,” Ho menjelaskan. “Menurut temuan, sebagiannya bersifat diturunkan, karena penyakit mental cenderung dialami oleh orang-orang yang keluarganya juga memiliki gangguan mental. Faktor lingkungan seperti trauma, pelecehan semasa kecil, atau bahkan paparan kondisi negatif atau racun sebelum lahir juga dikaitkan dengan penyakit mental.”
Bicarakan dengan ahlinya
Bila Anda khawatir memiliki gangguan mental, sebaiknya periksa apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal itu, alih-alih mengkhawatirkan menghabiskan waktu dengan inividu yang hidup dengan masalah mental.
“Interaksi sosial bisa meningkatkan risiko diagnosis penyakit mental bisa jadi karena fakta bahwa emosi bisa dengan mudah menyebar dari satu orang pada orang lainnya,” ujar Ho. “Tapi emosi hanyalah semntara dan tidak mewakili penyakit mental yang memerlukan pengobatan.”
Bila Anda merasa masih tidak yakin, Anda bisa berkonsultasi pada terapis untuk mengetahui apakah terpengaruh oleh orang dengan penyakit mental atau tidak. PT Rifan Financindo.
Sumber : Liputan 6