Rifanfinancindo – Greenpeace Indonesia melihat masyarakat sudah ketergantungan dengan kantong plastik sekali pakai. Lihat saja, setiap kali berbelanja, di toko kelontong maupun makanan pasti berakhir dengan penggunaan plastik sekali pakai. Sayang, tingginya penggunaan plastik ini tidak selaras dengan proses daur ulang oleh masyarakat.
“Tingkat daur ulang kita sangat rendah, hanya sembilan persen secara global,” kata Jurukampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi dalam rilis yang diterima Liputan6 ditulis Senin (10/12/2018).
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Jika penggunaan kantong plastik sekali pakai tidak dikendalikan, tidak terdaur ulang dan tidak terangkut ke pembuangan akhir malah bisa berlabuh ke tempat tidak seharusnya. Seperti sungai dan lautan.
“Ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan serta lingkungan. Sudah banyak bukti yang bisa kita lihat, salah satunya penemuan sampah plastik sebanyak 5,9 kilogram di dalam perut bangkai paus sperma baru-baru ini,” lanjut Atha dalam acara festival MAKE SMTHNG di Jakarta pada Minggu, 9 Desember 2018.
Mengendalikan penggunaan plastik sekali pakai
Melihat hal ini, Atha berpesan agar jangan sampai penggunaan plastik tidak terkendali di tengah budaya konsumerisme yang ada. Ia juga berharap beberapa ritel dan pusat perbelanjaan yang telah melarang penyediaan kantung plastik konsisten dengan aturan yang sudah dibuat.
“Pelarangan penyediaan kantong plastik di pusat perbelanjaan merupakan langkah yang baik, namun pelaksanaannya harus dilakukan secara konsisten. Dengan begitu, masyarakat akan terbiasa untuk tidak tergantung pada kantong plastik saat berbelanja,” tegas Atha. Rifanfinancindo.
Sumber : Liputan 6