Rifan Financindo – Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengungkapkan, 5 efek samping yang paling banyak dilaporkan usai vaksinasi COVID-19. Efek samping pasca imunisasi tersebut rata-rata menghilang dengan sendirinya, tanpa pemberian obat.
“Laporan KIPI tertinggi lima besar, yaitu sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan pusing,” ungkap Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat temu media virtual pada Minggu, 4 April 2021.
“Sebagian besar laporan yang masuk ke kami ya itu. Tapi semua (gejala) menghilang satu-dua hari tanpa pengobatan, kadang ada yang sampai diobati juga.”
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Dalam penanganan KIPI, seluruh reaksi yang masuk ke Komnas KIPI akan dicatat dan ditelaah. Laporan yang masuk pun dari masing-masing Komite Daerah (Komda) KIPI. Penelaahan kasus KIPI juga melihat seberapa besar proporsi kejadian reaksi, misal demam yang dialami apakah cukup berat atau tidak.
“Buat teman-teman di Komda, gejala KIPI mudah diamati, lalu dibuat proporsinya seberapa besar. Jadi, yang namanya demam, pusing, bengkak, kemerahan ada berapa persentasenya, nah itu yang kami catat,” jelas Hindra.
“Kemudian kami juga melihat laporan yang masuk soal mual muntah. Ada juga reaksi bersifat lokal dari suntikan, di lokasi suntikan, misal pegal-pegal.”
Reaksi KIPI, Cermin Tubuh Respons Kekebalan
Proporsi reaksi KIPI yang dilaporkan dapat memengaruhi keberlanjutan penggunaan vaksin COVID-19. Apakah dihentikan sementara atau tetap bisa dilanjutkan.
“Vaksin kan mengandung zat-zat yang timbulkan reaksi ke tubuh. Reaksi yang kita sebut KIPI ini ada proporsi. Kalau ada demam, ternyata proporsi gejalanya berbeda dengan demam biasa begitu, nah itu harus dihentikan sementara dulu pemberian vaksin,” terang Hindra Irawan Satari.
“Istilahnya disuspend sementara. Lalu sambil kami menelaah. Kalau hasil kajian ternyata aman, penyuntikkan menggunakan vaksin COVID-19 yang dimaksud dapat kembali dilanjutkan.”
Laporan KIPI lain yang masuk ke Komnas KIPI, yaitu setelah disuntik, ada yang mengalami syok kolaps (syok anafilaksis)–syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Kondisi tersebut seluruhnya sudah mampu ditangani tenaga kesehatan di daerah.
“Sudah sembuh semua,” imbuh Hindra.
KIPI, kata Hindra, merupakan reaksi yang wajar setelah divaksin. Itu mencerminkan tubuh merespons kekebalan. Ketika divaksin, tubuh kita diberikan suatu antigen. Reaksi KIPI yang dialami menunjukkan, vaksin berarti berkhasiat. Rifan Financindo.
Sumber : Liputan 6